SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI SD PLUS AL-MUHAJIRIN PURWAKARTA

Media sosial kami

Silahkan ikuti kami di media sosial.

Penghargaan

SD Plus Al-Muhajirin menerima penghargaan MOST ADMIRED CHAMPIONS dengan kategori "FAVORITE ISLAMIC ELEMENTARY SCHOOL IN QUALITY EDUCATION PROGRAM OF THE YEARS 2021".

Guru dan Staf

Guru dan staf SD Plus Al-Muhajirin.

Bangunan Utama

Guru dan staf SD Plus Al-Muhajirin dengan background bangunan utama.

PERJUSA

Perkemahan Jumat Sabtu, Lokasi Wanakula Camp 2-3 September 2022. "MELALUI KEGIATN PERJUSA, KITA WUJUDKAN PENGGALANG BERKARAKTER, PEDULI, DISIPLIN DAN TERAMPIL"

SELAMAT dan SUKSES

SD Plus Al-Muhajirin mendapat Penghargaan Indonesian School Excellent 2022 di Bandung

Senin, 02 September 2024

Penerapan Nadhoman Sunda dalam Pembelajaran

 

PENERAPAN NADHOMAN SUNDA DALAM PEMBELAJARAN 

DI SD PLUS AL-MUHAJIRIN

Oleh : Tamid, S.Pd.I

Pembelajaran berbasis budaya lokal merupakan salah satu cara efektif dalam memperkenalkan dan melestarikan kearifan lokal kepada generasi muda. Salah satu warisan budaya Sunda yang kaya akan nilai pendidikan adalah Nadhoman Sunda. Dalam dunia pendidikan, khususnya di wilayah Sunda, penerapan Nadhoman Sunda di sekolah dapat menjadi salah satu metode yang mengintegrasikan pembelajaran bahasa, seni, dan moral ke dalam kurikulum.

Nadhoman Sunda adalah bentuk syair atau puisi tradisional Sunda yang sering kali mengandung ajaran agama, nilai moral, atau petuah kebijaksanaan. Dengan bait-bait berirama dan syair yang mudah diingat, nadhoman menjadi alat bantu yang menarik dalam pembelajaran. Penerapan Nadhoman Sunda dalam pendidikan di sekolah dapat memberikan warna baru dalam proses belajar mengajar, terutama dalam pendidikan karakter dan penguatan budaya lokal.

Dalam pelaksanaannya, Nadhoman Sunda dapat diintegrasikan ke dalam beberapa mata pelajaran, seperti Bahasa Sunda, Seni Budaya, serta Pendidikan Agama Islam. Sebagai contoh, di kelas Bahasa Sunda, nadhoman dapat diajarkan sebagai salah satu bentuk karya sastra yang khas, di mana siswa diajak untuk memahami makna di balik syairnya serta mengenali struktur bahasanya. Melalui metode ini, siswa bukan hanya belajar tentang bahasa, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang nilai-nilai moral yang terkandung dalam nadhoman tersebut.

Di sisi lain, Nadhoman Sunda juga dapat digunakan dalam pembelajaran agama. Banyak nadhoman yang memuat ajaran-ajaran agama Islam dalam bahasa Sunda, sehingga siswa lebih mudah memahami dan menghayati ajaran agama dalam konteks budaya mereka sendiri. Dalam hal ini, nadhoman berperan sebagai media pengajaran yang memadukan unsur keagamaan dan kebudayaan lokal. Melalui lantunan syair yang mengandung pesan-pesan keagamaan, siswa akan lebih mudah menyerap dan memahami materi ajar dengan cara yang menyenangkan.

Penerapan Nadhoman Sunda dalam pembelajaran juga melibatkan metode yang kreatif dan interaktif. Siswa dapat diajak untuk melantunkan nadhoman secara berkelompok atau individu dalam bentuk pembacaan syair yang diiringi dengan nada atau musik tradisional. Melalui pendekatan ini, proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan partisipatif, sehingga siswa lebih terlibat secara emosional dan intelektual.

Selain itu, Nadhoman Sunda juga dapat diterapkan dalam pembelajaran seni dan budaya. Dalam kelas seni, siswa dapat belajar bagaimana melantunkan nadhoman dengan irama dan intonasi yang tepat, serta mengenali elemen seni musik dan tari yang mungkin mengiringi syair tersebut. Aktivitas ini bukan hanya membantu siswa mengembangkan keterampilan bahasa dan seni, tetapi juga menumbuhkan apresiasi terhadap kekayaan budaya daerah mereka.

Keunggulan lain dari penerapan Nadhoman Sunda dalam pembelajaran adalah kemampuannya untuk membentuk karakter siswa. Nilai-nilai yang terkandung dalam syair-syair nadhoman sering kali berupa petuah moral yang mengajarkan kebaikan, kesederhanaan, kejujuran, serta rasa hormat terhadap sesama. Dengan menghafal dan melantunkan nadhoman, siswa secara tidak langsung menanamkan nilai-nilai ini dalam diri mereka, yang kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan, penerapan Nadhoman Sunda dalam pembelajaran di sekolah tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan pengetahuan, tetapi juga untuk melestarikan warisan budaya lokal serta menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang penting bagi perkembangan karakter siswa. Dengan memanfaatkan kekayaan budaya lokal seperti nadhoman, pendidikan menjadi lebih bermakna dan relevan dengan kehidupan siswa, sekaligus memperkuat jati diri mereka sebagai bagian dari budaya Sunda yang luhur.

Melalui penerapan ini, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas, berkarakter, serta memiliki kecintaan dan kepedulian terhadap warisan budaya lokal mereka.

BELAJAR AL-QUR’AN METODE UMMI

 

BELAJAR AL-QUR’AN METODE UMMI 

SD PLUS AL-MUHAJIRIN

Oleh: Ustadz Tamid, S.Pd.I

Di era modern saat ini, pentingnya pendidikan agama tetap menjadi prioritas di tengah perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Salah satu upaya untuk membentuk generasi muda yang berakhlak mulia dan berpengetahuan agama yang baik adalah dengan memberikan pendidikan Al-Qur'an yang terstruktur dan efektif di sekolah. Salah satu metode yang banyak diterapkan adalah Metode Ummi.

Metode Ummi adalah sebuah metode pembelajaran Al-Qur'an yang disusun secara sederhana namun sistematis. Metode ini sangat cocok diterapkan di sekolah karena menekankan pembelajaran yang menyenangkan, mudah dipahami, dan berbasis pada cinta serta ketulusan dalam mengajar. Dalam konteks pendidikan di sekolah, Metode Ummi mampu mengakomodasi berbagai jenjang pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga menengah, sehingga setiap siswa dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

Proses belajar menggunakan Metode Ummi dimulai dengan pengenalan huruf hijaiyah melalui pendekatan yang menyeluruh. Setiap siswa diajak untuk mengenali huruf, mengeja, dan membaca dengan tartil (benar dan sesuai kaidah). Melalui pengajaran yang intensif dan berulang, siswa diharapkan dapat membaca Al-Qur'an dengan lancar dalam waktu yang relatif singkat.

Salah satu keunggulan Metode Ummi adalah pendekatan klasikal dan privat yang dipadukan. Di sekolah, siswa belajar secara berkelompok di bawah bimbingan seorang guru, namun tetap ada sesi privat di mana siswa yang memerlukan perhatian lebih mendapatkan waktu tambahan untuk memperdalam kemampuan mereka. Guru-guru yang mengajarkan metode ini biasanya telah dilatih secara khusus untuk menguasai cara penyampaian materi yang efektif, serta mampu membimbing siswa dengan sabar dan telaten.

Selain aspek teknis, Metode Ummi juga menekankan pentingnya pembentukan karakter siswa. Dalam setiap proses pembelajaran, siswa diajarkan untuk mencintai Al-Qur'an, menghormati orang tua, dan menjaga akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan holistik ini membuat metode ini tidak hanya bertujuan agar siswa mahir membaca Al-Qur'an, tetapi juga menjadi pribadi yang mencerminkan nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan mereka.

Di sekolah, pelaksanaan pembelajaran Metode Ummi biasanya terintegrasi dalam kurikulum pendidikan agama atau sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Dengan waktu yang terjadwal dan terarah, siswa diberikan kesempatan untuk mempraktikkan bacaan Al-Qur'an setiap harinya, sehingga kemampuan mereka semakin terasah.

Dengan adanya Metode Ummi, sekolah tidak hanya berperan sebagai lembaga yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum, tetapi juga menjadi tempat bagi siswa untuk mendalami dan mencintai Al-Qur'an. Hal ini diharapkan dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam spiritualitas dan akhlak.

Melalui penerapan Metode Ummi di sekolah, diharapkan para siswa dapat memiliki keterampilan membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar, serta memahami dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, sekolah menjadi tempat yang tidak hanya mendidik, tetapi juga membentuk karakter unggul yang berlandaskan nilai-nilai Qur'ani.