Oleh: Bpk. H. Cece Nurhikmah, S.Ag, M.Ag,
Media sosial kami
Silahkan ikuti kami di media sosial.
Penghargaan
SD Plus Al-Muhajirin menerima penghargaan MOST ADMIRED CHAMPIONS dengan kategori "FAVORITE ISLAMIC ELEMENTARY SCHOOL IN QUALITY EDUCATION PROGRAM OF THE YEARS 2021".
Guru dan Staf
Guru dan staf SD Plus Al-Muhajirin.
Bangunan Utama
Guru dan staf SD Plus Al-Muhajirin dengan background bangunan utama.
PERJUSA
Perkemahan Jumat Sabtu, Lokasi Wanakula Camp 2-3 September 2022. "MELALUI KEGIATN PERJUSA, KITA WUJUDKAN PENGGALANG BERKARAKTER, PEDULI, DISIPLIN DAN TERAMPIL"
SELAMAT dan SUKSES
SD Plus Al-Muhajirin mendapat Penghargaan Indonesian School Excellent 2022 di Bandung
Senin, 07 Desember 2015
STUDI ISLAM DAN AL-QUR’AN DI BARAT
Sejak kelahirannya
belasan abad yang lalu, Islam telah tampil sebagai agama yang memberi perhatian
pada keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat, antara hubungan manusia
dengan Tuhan, dan antara hubungan manusia dengan manusia, antara urusan ibadah
dengan urusan muamalah. Bukti sejarah tersebut memperlihatkan bahwa Islam
adalah agama yang terbuka, akomodatif serta berdampingan dengan agama,
kebudayaan dan peradaban lainnya. Tetapi dalam waktu bersamaan, Islam juga
tampil memberikan kritik, perbaikan, bahkan penolakan dengan cara-cara yang
amat simpatik dan tidak menimbulkan gejala sosial yang membawa korban yang
tidak diharapkan.
Agama Islam merupakan obyek studi sarjana
Barat, bahkan Islam sudah menjadi karir sarjana Barat yang melahirkan
orientalis dalam jumlah yang besar. Sarjana Barat menaruh perhatian yang besar
pada studi Islam karena mereka memandang Islam bukan hanya agama tetapi juga
merupakan sumber peradaban dan kekuatan sosial, politik, dan kebudayaan yang
patut diperhitungkan. Barat mulai mengenal Islam terutama sejak Perang Salib I
(1906-1099). Akibat dari Perang Salib, bangsa Barat, khususnya kelompok
intelektual menaruh perhatian terhadap Islam, karena kemajuannya dalam bidang
kebudayaan dan ilmu pengetahuan dan akibat Perang Salib itu juga, bangsa Barat
menaruh dendam terhadap dunia Islam.
Para Orientalis memandang pibadi Nabi Muhammad SAW.
dengan beragam penilaian, ada yang mengatakan bahwa, Nabi Muhammad SAW. sebagai
penyebar agama yang palsu, pemberontak, orang suka membuat perpecahan dalam
agama dan lain-lain, tetapi ada juga yang mengakui kejeniusannya
Pada Umumnya Orientalis memandang bahwa al-Qur’an
bukanlah wahyu dari Allah SWT. melainkan ide-ide Muhammad sendiri yang diambil dari
ajaran Kristen dan Yahudi serta tradisi setempat, tetapi ada juga yang memandang
bahwa al-Qur’an itu adalah Wahyu dari Allah SWT. bukan buatan manusia, yang
berisikan kebenaran universal, seperti yang diungkapkan oleh Boisard. Sebagian
orintalis menganngap hukum Islam itu bersifat permanen dan mutlak sehingga
tidak dapat berubah.
Oleh: Bpk. H. Cece Nurhikmah, S.Ag, M.Ag,
Oleh: Bpk. H. Cece Nurhikmah, S.Ag, M.Ag,