Semestinya di bulan
Ramadhan penuh rahmat dan berkah ini dijadikan satu momentum bagi setiap kaum
muslim laki-aki dan perempuan untuk
meningkatkan amaliyah ibadah untuk meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT.
Banyak hal
positif yang bisa dilakukan diantaranya, berdzikir atau i’tikaf di masjid,
berinfak dan shodaqoh, membantu tetangga yang kesulitan baik secara materi atau
tanaga, melaksanakan shalat taraweh dan masih banyak lagi amaliyah yang lainnya. Namun
entah mengapa selalu saja ada hal-hal yang menodai indahnya bulan Ramadhan
ini dengan melakukan hal-hal yang tidak terpuji bahkan cenderung brutal dan
mampu menghilangkan nyawa orang lain.
Kejadian beberapa
hari yang lalu di malam hari tepatnya di pusat kota Purwakarta tercinta ini
terjadi keributan yang melibatkan anak-anak remaja dengan membawa senjata tajam
(sajam) yang pada akhirnya setelah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi
semisal terjadi korban, barulah
menyesal. Belum lagi tawuran antar warga yang
terjadi di daerah lain yang kian marak. Sesuatu hal yang miris adalah
pada saat proses pemeriksaan ternyata mereka beragama Islam yang terprovokasi.
Seharusnya mereka menambah keimanan dan ketaqwaan mereka di bulan penuh berkah
ini tapi malah berlaku sebaliknya.
Pada hal demikian,
seharunya kita menempatkan rasa penyesalan kita di depan bukan di akhir peristiwa sehingga
kejadian-kejadian yang merusak citra Ramadhan tidak rusak karena noda tersebut.