Satu Muharram adalah
malam yang sangat dinanti-nantikan oleh kaum Muslim di seluruh penjuru di
dunia. Tidak terkecuali di Indonesia, semua menyambut suka cita dengan
mempersiapkan berbagai persiapan seperti parade pawai obor yang menjadi ciri khas
masyarakat Indonesia mulai dari desa sampai kota.
Sholawat pada Rasul dilantunkan sepanjang parade pawai obor berlangsung dengan diiringi tabuhan bedug dan alat musik pukul lainnya yang saling bersahutan. Malam itu, selepas sholat maghrib dilanjutkan dengan membaca doa awal tahun yang sebelumnya telah dibacakan juga doa akhir tahun setelah sholat asar, menjadi momen pergantian tahun yang sangat dirindukan oleh kaum muslim. Betapa tidak, karena berharap tahun baru tersebut menjadi tahun yang semuanya dipanjatkan melalui doa semoga menjadi tahun yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya dan merupakan momen untuk berhijrah kepada hal-hal yang lebih baik.
Bukan parade pawai obor tidak boleh dilaksanakan untuk meramaikan malam tahun baru Muharram, bukan pula acara makan-makan dan suka cita tidak boleh dilakukan, namun ada yang menjadi esensi dari acara Muharram, ada satu momen hikmah yang harus kita ambil dari tahun sebelumnya dan ada satu hal yang harus kita kerjakan di tahun baru Muharram ini. Tak lain dan tak bukan adalah bagaimana setiap individu dari setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan mau berubah mejadi lebih baik lagi dari tahun sebelumnya, karena pada dasarnya semakin hari usia kita semakin berkurang, maka tibalah saatnya kita berubah dan berhijrah. Kita harus sudah bersyukur bukan kufur, bukan lagi maksiat tapi harus taat, bukan lagi menjadi orang yang selalu salah tapi harus menjadi orang yang sholeh.
Ingat! Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri! Semoga kita menjadi orang-orang yang berubah dan berhijrah.