SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI SD PLUS AL-MUHAJIRIN PURWAKARTA

Media sosial kami

Silahkan ikuti kami di media sosial.

Penghargaan

SD Plus Al-Muhajirin menerima penghargaan MOST ADMIRED CHAMPIONS dengan kategori "FAVORITE ISLAMIC ELEMENTARY SCHOOL IN QUALITY EDUCATION PROGRAM OF THE YEARS 2021".

Guru dan Staf

Guru dan staf SD Plus Al-Muhajirin.

Bangunan Utama

Guru dan staf SD Plus Al-Muhajirin dengan background bangunan utama.

PERJUSA

Perkemahan Jumat Sabtu, Lokasi Wanakula Camp 2-3 September 2022. "MELALUI KEGIATN PERJUSA, KITA WUJUDKAN PENGGALANG BERKARAKTER, PEDULI, DISIPLIN DAN TERAMPIL"

SELAMAT dan SUKSES

SD Plus Al-Muhajirin mendapat Penghargaan Indonesian School Excellent 2022 di Bandung

Jumat, 28 Juli 2023

Siswa Siswi SD Plus Al-Muhajirin Unjuk Kebolehan Dalam Demo Ektra-kurikuler

 


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang secara khusus agar sesuai dengan faktor minat dan bakat siswa.


Sementara itu, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti serta dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri.

Berangkat dari Surat Keputusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, maka SD Plus Al-Muhajirin melalui segenap tenaga pendidik dan dibantu dengan tenaga professional lainnya menyelenggarakan pendidikan luar sekolah ekstrakurikuler.

 

Ada banyak ektra-kurikuler yang diselenggarakan di SD Plus Al- Muhajirin sebagai sarana untuk memfasilitasi minat, bakat dan kemampuan peserta didik. Tidak berlebihan jika SD Plus Al-Muhajirin mempunyai segudang prestasi dengan dengan thropy berjejer di ruang TU hingga sebagian thropy sudah tidak ada tempat lagi untuk disimpan. Semua ini berkat pendidikan ekstra-kurikuler yang dijadwalkan setiap hari Jum’at  di setiap minggunya.

 

Di bawah naungan Yayasan  Al-Muhajirin, tidak hanya SD Plus 1 saja yang berprestasi tapi semua unit yang ada di bawah naungan Yayasan  Al-Muhajirin mampu berprestasi tidak hanya di wilayah kabupaten tapi mampu juga berbicara di level nasional. Tentu sebuah kebanggaan khususnya bagi para orang tua siswa yang berprestasi dan juga bagi sekolah dan Yayasan.

 

Hari ini, Jumat, 28 Juli 2023 kita bisa melihat bagaimana siswa-siswi SD Plus Al-Muhajirin beraksi menunjukkan kemampuan mereka sebagai aplikasi dari pembelajaran ekstra-kurikuler dengan menampilkan beberapa aksi dari ekstra-kurikuler :

1.      Sains Club      

2.      Math Club

3.      Pencak Silat

4.      Karate            

5.      English Club

6.      Musik

7.      Karate

8.      Tahfidz

9.      Solo Vocal

10.  Drum Band

11.  Tae Kwon Do

12.  Melukis

13.  Konten Kreator

14.  Memanah

15.  Badminton

16.  Futsal

17.  Tilawah

18.  Pupuh

19.  VolleyBal

20.  Robotik

21.  Qosidah

22.  Kalighrafi

23.  Tenis Meja

Rabu, 26 Juli 2023

26 Juli

 



Ada suatu peristiwa yang terjadi pada 26 Juli.  Berawal dari kesepakatan para penyair Indonesia yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Pekanbaru tepatnya 22 Nopember 2012. Mereka akhirnya mendeklarasikan bahwa tanggal 26 Juli ditetapkan sebagai Hari Puisi Indonesia.

Alasan ditetapkannya tangal 26 Juli sebagai Hari Puisi Indonesia adalah didasarkan pada hari lahirnya Chairil Anwar pada tanggal 26 Juli 1922 yang dianggap sebagai tonggak utama tradisi puisi modern Indonesia.

Biasanya menjelang tanggal 26 Juli pihak dinas terkait selalu mengadakan berbagai macam kegiatan seperti lomba puisi, seminar tentang Puisi, Anugerah Buku Puisi, Cipta Puisi dengan puncaknya mementaskan puisi-puisi terkenal karya Chairil Anwar dan penyair Puisi terkenal lainya.

Berikut karya dari Chairil Anwar yang banyak membuat karya-karya terkenal terutama di dalam Puisi  adalah :

1. Aku (Maret 1943)
2. Tak Sepadan (Februari 1943)
3. Taman (Maret 1943)
4. Pelarian (Februari 1943)
5. Hukum (Maret 1943)
6. Rumahku (April 1943)
7. Kesabaran (Maret 1943)
8. Sendiri (Februari 1943)
9. Suara Malam (Februari 1943)
10. Merdeka (Juli 1943)
11. Bercerai (Juni 1943)
12. Sia-sia (Februari 1943)
13. Penghidupan (Desember 1942)
14. Nisan (Oktober 1942)
15. Diponegoro (Februari 1943)
16. Ajakan (Februari 1943)
17. Lagu Biasa (Maret 1943)
18. Kenangan (April 1943)
19. Dendam (Juli 1943)
20. Kawanku dan Aku (Juni 1943)
21. Dengan Mirat (Januari 1946)
22. Isa (November 1943)
23. Sorga (Januari 1946)
24. Doa (November 1943)
25. Cerita (Juni 1943)
26. Kita Guyah Lemah (Juli 1943)
27. Dalam Kereta (Maret 1944)
28. Jangan Kita Disini Berhenti (Juli 1943)
29. Penerimaan (Maret 1943)
30. Perhitungan (Maret 1943)

Senin, 24 Juli 2023

Dari MOS Hingga MPLS

                            


Sudah menjadi ketentuan pelaksana pendidikan bahwa menyambut tahun ajaran baru setiap sekolah mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari sarana dan prasarana hingga program yang ditawarkan oleh sekolah kepada para orang tua peserta didik sehingga mereka mau bersekolah di tempat yang menurut mereka dirasa nyaman, aman dan terutama mampu meningkatkan keilmuan dan wawasan mereka selain tentunya adab dan akhlak.

Menjelang Kegiatan Belajar Mengajar dimulai, umumnya peserta didik baru diberikan bekal pengetahuan keilmuan, informasi kebiasaan dan aturan yang ada di sekolah tersebut yang terrangkum dalam kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).

Sejatinya MPLS dibiasakan pada setiap tingkatan pendidikan mulai TK, SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi agar para peserta didik baru mengetahui, mengenal, memelihara dan mengembangkan lingkungan sekolah sebagai sarana dan tempat belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan.

 

Mengapa MOS harus berubah Menjadi MPLS?

Sebelum berubah nama menjadi MPLS, Kegiatan Pengenalan Lingkungan sekolah ini bernama MOS (Masa Orientasi Siswa). Pada prinsipnya MOS dan MPLS ini sama hanya berubah nama saja. Hanya MPLS hadir menggantikan MOS karena ada beberapa alasan mendasar yang melatarbelakangi perubahan tersebut.

Dilansir dari  artikel detikedu, "Kini Jadi MPLS, Begini Sejarah MOS yang Berawal dari Perploncoan Era Kolonial" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6175691/kini-jadi-mpls-begini-sejarah-mos-yang-berawal-dari-perploncoan-era-kolonial, pada dasarnya MOS sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dalam buku berjudul Bunga Rampai dari Sejarah Volume 2 oleh Mohammad Roem diceritakan bagaimana pengalamannya diplonco ketika masuk Stovia (Sekolah Dokter Bumiputera) pada 1924. Mantan Menteri Luar Negeri era Presiden Soekarno ini berbagi pengalaman saat mengalami masa plonco..

Roem menggambarkan bahwa perploncoan sudah bertahun-tahun dilaksanakan, tetapi belum pernah terdengar kejadian yang tidak sedap atau melampaui batas. Hal ini karena pengawasan yang ketat, sehingga ekses dapat dihindarkan.

Singkatnya, pada penerapan MOS sudah banyak korban perploncoan hingga tak sedikit menjadi korban sehingga Pemerintah perlu mengadakan sebuah evaluasi dan berbenah dalam mengenalkan peserta didik terhadap lingkungan sekolah. Akhirnya digantikanlah MOS menjadi MPLS.

Dilansir dari Detikedu Rabu, 06 Juli 2022, bahwa MPLS memiliki tujuan dan aturan Pelaksanaan MPLS.

Tujuan MPLS

1.     1  Mengenali potensi diri siswa baru

2.   2.   Membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap           aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah

3.     3.  Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru

4.   4.    Mengembangkan interaksi positif antar siswa dan warga sekolah lainnya

5.      Menumbuhkan perilaku positif, antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang punya nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong

 

Aturan Pelaksanaan MPLS


Pelaksanaan MPLS sendiri masuk dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) RI Nomor 18 Tahun 2016. Berdasarkan peraturan tersebut berikut beberapa aturan pelaksanaannya:

1.     1.   Kegiatan dilaksanakan maksimal 3 hari pada minggu pertama awal tahun ajaran baru.

2.    2.  Kegiatan wajib dilaksanakan pada hari dan jam sekolah.

3.  3.  Kegiatan wajib dilaksanakan di lingkungan sekolah

4.  4.   Kegiatan harus bersifat edukatif dan kreatif

5.     5.  Perencanaan dan penyelenggaraan adalah hak guru

6.  Dilarang melibatkan senior atau alumni

Minggu, 23 Juli 2023

Shafeera riandra Auliani Juara 1 ajang mewarnai keramik

Ada yang seru hari ini di pameran pembangunan Purwakarta diantaranya lomba mewarnai keramik yang di selenggarakan oleh DKUPP

Shafeera riandra Auliani siswa kelas 6 SD Plus Al-Muhajirin Purwakarta berhasil menjadi yang terbaik dalam ajang tersebut, dengan mendapatkan tropi Juara 1 kategori kelas 6, 

Kepala Sekolah SD Plus Al-Muhajirin Purwakarta Enang Sutiana, S.Pd menyampaikan pesan "Teruslah bersemangat dan berlatih untuk menjadi yang terbaik. Jangan mudah puas dengan hasil yang didapat biar tetap mempertahankan prestasi."

Lomba mewarnai keramik untuk anak-anak sangat positif karena dapat mengembangkan kreativitas dan kemampuan seni anak-anak sejak dini. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi ajang bersosialisasi dan belajar bersama bagi anak-anak.

Hal ini karena seni dapat membantu mengekspresikan emosi dan perasaan dengan lebih jelas dan visual, melalui seni, kita bisa memperlihatkan perasaan seperti kesedihan, kegembiraan, kecemasan, dan masih banyak lagi.



Siswa SD Plus Al-Muhajirin dapat Penyuluhan Bahaya Bullying dari Kepolisian

Untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan terhadap fenomena bullying di kalangan anak-anak, Polres Purwakarta telah melaksanakan sosialisasi tentang bahaya bullying di lingkungan sekolah SD Plus Al-Muhajirin Purwakarta pada hari Jum'at (21/7/2023).


Sosialisasi yang dihadiri oleh ratusan siswa dan guru di SD Plus Al-Muhajirin Purwakarta tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang dampak negatif dan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh tindakan bullying di kalangan pelajar.

Dalam sosialisasi tersebut, Polres Purwakarta yang diwakili oleh Bripka Teti, memberikan contoh-contoh nyata tentang berbagai kasus bullying yang terjadi di berbagai daerah.

Bripka Teti juga mengajak siswa-siswa untuk saling berempati, menghormati perbedaan, dan menyadari pentingnya menjaga persahabatan yang sehat di antara sesama rekan sekelas.

Selain itu, para siswa juga diberikan informasi tentang cara melapor kejadian bullying kepada guru atau orang dewasa yang dipercayai guna mengatasi masalah tersebut.

Sementara itu, Kepala SD Plus Al-Muhajirin Purwakarta, Enang Sutiana, S.Pd, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Polres Purwakarta atas inisiatif untuk mengadakan sosialisasi tersebut.

Diharapkan dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, siswa-siswa di SD Plus Al-Muhajirin Purwakarta dapat lebih memahami pentingnya menjaga rasa hormat dan toleransi di antara sesama, serta menghindari perilaku bullying yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.