Syamsul Bahri, S.Pd
Penulis mengambil judul ini karena
kata ini memang begitu sakti. Diambil dari pengalaman pribadi atau mungkin
teman-teman pembaca yang budiman juga mengalami hal yang sama.
Menengok ke masa kecil dulu saat
sebelum sekolah hingga masuk Sekolah Dasar, tentu banyak pengalaman atau
kejadian yang membekas dalam benak kita. Sedih, senang, ceria, gelak tawa
selalu menghiasi perjalanan kecil kita.
Dalam renungan mencoba menelusuri
jejak langkah kecil berjalan menapaki jalan, berlari menyambut pagi, dan
bersama menatap masa depan yang entah bisa tercapai ataukah akan terputus di
tengah jalan.
Semburat mentari mengawali tandanya
pagi, membawa langkah ini menuju tegaknya rumah berdiri teman-teman kami. Tidak
perlu waktu lama menanti, teman-teman kecil keluar dari tempat tinggal yang
terkadang asal. Cukup beralaskan tanah dan beratapkan jerami dan berdindingkan
bambu tersusun rapi menjadi bukti kehidupan pribumi di bumi pertiwi.
Bergerak tanpa kata-kata seakan sudah
terbiasa, yang ada hanya canda tawa berjalan menuju tanah lapang dan tibalah
permainan di mulai. Anak perempuan dengan tali karet yang tersusun rapi
membentang untuk dilewati oleh masing – masing pemain. Tak kalah juga anak
laki-laki bergerak mengais teman-teman mereka secara berpasangan untuk dibawa
lari hingga garis akhir. Permainan selalu berganti dengan yang baru, hingga
pada satu moment di antara kita ada yang menangis, yang biasanya terjadi karena
permainan mulai tidak baik, curang, dan lainnya.